Advertisement

HIMIE UMY Kaji Dampak Resesi Global terhadap Indonesia

Media Digital
Rabu, 25 Januari 2023 - 21:47 WIB
Budi Cahyana
HIMIE UMY Kaji Dampak Resesi Global terhadap Indonesia Dialog mahasisa yang dilakukan oleh Divisi Kajian & Strategi Himpunan Mahasisa Ilmu Ekonomi (HIMIE) UMY. - Istimewa

Advertisement

JOGJA—Perekonomian Indonesia diprediksi akan terkena dampak dari resesi global tahun 2023. Pasalnya gejolak perekonomian yang tidak menentu dapat mempengaruhi banyak negara, bagi negara Indonesia yakni merupakan negara berkembang yang masih aktif dalam kegiatan perdagangan internasional sehingga adanya isu resesi global membuat kebijakan fiskal dan moneter sedang gencar-gencarnya membuat strategi mitigasi.

Melalui dialog mahasisa yang dilakukan oleh Divisi Kajian & Strategi Himpunan Mahasisa Ilmu Ekonomi (HIMIE) UMY. Tim Rio dan Kamil meberikan argumen bahwasannya resesi ini masih berada diambang isu, hal tersebut diakibatkan oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat sedang mengalami inflasi yang sangat tinggi yang di picu karena meningkatnya harga pangan dan energi. Selain itu juga beberapa negara maju sedang panas panasnya pada sektor keuangan dengan meningkatkan suku bunga secara bersamaan dan mengetatkan liquiditas.

Advertisement

“Walaupun hal tersebut masih terbilang rumor, Indonesia sebagai negara berkembang harus mempersiapkan strategi dalam menghadapi guncangan perekonomian global. Kami berpendapat bahwasannya pemerintah harus lebih peka terhadap pertumbuhan perekonomian, hal tersebut untuk memperkuat ketahanan dalam mencapai ekonomi nasional. Peran kebijakan fiskal harus terus didorong yang mana tujuannya untuk meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, meningkatkan laju investasi, dll,” ujar kamil.

Tentu hal tersebut menjadi strategi fiskal yang mana tidak akan berjalan ketika sumber daya manusianya yang kurang memadai. Selain pembanguan dan pertumbuhan negara permasalahan negara berkembang yaitu SDM yang kurang mempuni, sehingga harus adanya peningkatan sumber daya manusia.

“Kami pikir untuk menghadapi resesi global ini bukan hanya ketahan perekonomian saja. Faktor penting yang harus ditingkatkan yaitu SDM yang masih butuhnya pelatihan. Kedepan untuk mencapai tujuan dan strategi kebijakan kita butuh skill SDM yang memadai. Apakah ini terlambat? Dikarenakan masih isu Justru faktor utama yang akan bisa merubah dan menjadi mitigasi adalah SDM yang harus dibenahi disamping berjalannya pembangunan,” Tegas Tim Teja dan Abdullah.

Dialog kajian ekonomi ini tidak hanya dilihat dari ekonomi makro maupun mikro luasnya sisi dari perekonomian banyak sudut pandang yang saling berkesinambungan contohnya ekonomi sumber daya manusia atau ekonomi ketenagakerjaan saja dapat dikaitkan. Pakar ekonomi yang juga dosen Ekonomi FEB UMY Ayif Fathurahman, mengatakan kajian ini merupakan program yang sangat bagus untuk meningkatkan kompetensi dan mengasah pemikiran mahasisa.

Ayif mengatakan untuk menghadapi resesi ini jangan dilihat dari sisi pesimis sesekali kita sebagai ahlinya ekonom harus dapat kritis dan optimis dalam mengahadapi gejolak global. Setelah disebutkan indikasi terjadinya resesi seharusnya negara Indonesia harus bisa mengambil keuntungan dari beberapa kerjasama antar negara. Lantas yang menjadi antisipasi krisis 2023 di antaranya perlu adanya kolaborasi yang kuat anatara pemerintah, sektor sasta dan bank pembenagunan nasional dan internasional, komitmen G20 di bawah presidensi indonesia sebagai upaya G20 untuk menindaklanjuti 2021 sustainable finance roadmap serta mengembangkan infrastruktur.

“Yang terpenting peran strategis Indonesia di G20 merupakan kesempatan karena tidak banyak negara berkembang yang dimasukan ke dalam jajaran negara perekonomian besar. Indonesia dapat mempromosikan kepentingan ekonomi nasionalnya dan berkontribusi pada pembentukan tata kelola ekonomi global. Peran indonesia sebagai presidensi justru dapat menyeimbangkan perekonomian, jadi tidak perlu takut untuk menghadapi resesi selagi Indonesia masih berada di lingkup 20 negara yang melakukan kerjasama ekonomi internasional,” ucap Ayif. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anggaran Pupuk Bersubsidi Sentuh Rp54 Triliun, Mentan: Awasi Distribusinya

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement