Advertisement

Butuh 110.000 Dokter, Menkes Budi Gunadi Sadikin Dukung Pendirian Fakultas Kedokteran Baru

Catur Dwi Janati
Rabu, 04 September 2024 - 13:47 WIB
Sunartono
Butuh 110.000 Dokter, Menkes Budi Gunadi Sadikin Dukung Pendirian Fakultas Kedokteran Baru SuasanaPeresmian pembukaan Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta dan Sidang Senat Terbuka Milad ke-33 Unisa Yogyakarta 2023/2024 di Unisa Yogyakarta pada Rabu (4/9/20224). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini Indonesia masih membutuhkan banyak dokter. Menurut hitungan Budi, bila jumlah penduduk di Indonesia ada 280 juta maka Indonesia setidaknya membutuhkan 280.000 dokter.

"Kita itu butuh dokter ya, kalau mau satu per seribu itu kan butuhnya 280.000 dokter, itu masih negara lower middle income country, negara berpenghasilan rendah," kata Budi pada Rabu (4/9/2024) dalam Peresmian pembukaan Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta dan Sidang Senat Terbuka Milad ke-33 Unisa Yogyakarta 2023/2024 di Unisa Yogyakarta. 

Advertisement

BACA JUGA : Klinong-Klinong Numpak Andong, Cara BPKH Branding Andong Sekaligus Edukasi Menabung Haji

Dari kebutuhan 280.000 dokter, jumlahnya baru terpenuhi sekitar 170.000 dokter. Dengan produksi lulusan 12.000 dokter setiap tahunnya, Budi sangat mendukung berdirinya Fakultas Kedokteran baru oleh perguruan tinggi.

"Jadi masih kurang kan berapa tuh, 110.000. Produksi kita setahun 12 000, ini masih jauh sekali gapnya. Itu sebabnya saya sangat mendukung kalau ada pihak-pihak yang ingin membangun FK," tandasnya. 

Oleh karena itu Budi secara pribadi juga mendukung dibangunnya Fakultas Kedokteran oleh Muhammadiyah maupun Aisyiyah.

"Kebetulan Muhammadiyah kan kualitasnya sudah bagus, perguruan tingginya, jadi terus akan sangat mudah untuk meminta bantuan Muhammadiyah membuka Fakultas Kedokteran dan ini yang pertama Aisyiyah," tandasnya. 

Mengingat kebutuhan dokter yang masih banyak, Budi berharap pendirian Fakultas Kedokteran di perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah juga dilakukan di kampus lainnya. 

"Titip saya adalah kalau bisa jangan hanya satu ini, kalau bisa lebih banyak lagi dibuka pak haedar sama ibu [rektor]. Investasi lebih banyak di Fakultas Kedokteran" tandasnya. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menilai upaya menjadikan bangsa menjadi sehat dan pintar tidak terlepas dari gerakan pendidikan dan kesehatan yang tumbuh sejak awal dari KH. Ahmad Dahlan.

"Kesehatan sosial dan pemberdayaan dan lain sebagainya lahir dari etos Al-Maun yang menerjemahkan menjadi sistem rumah sakit, pelayanan sosial dan sebagainya," ujarnya.

BACA JUGA :  Dorong Gerakan Haji Muda, BPKH dan Bank BPD DIY Syariah Gelar Sosialisasi

Haedar mengungkapkan ketika Muhammadiyah dan Aisyiyah berjuang untuk bisa mendirikan Fakultas Kedokteran, rekomendasi bisa diberikan oleh Menkes. Bagi Haedar ini adalah bentuk kepercayaan Menkes pada Muhammadiyah dan Aisyiyah yang bisa membantu kemajuan di sektor kesehatan. 

"Karena percaya Muhammadiyah dan Aisyiyah bisa, yang kedua karena ada tuntutan yang paling mendasar di mana jumlah dokter termasuk dokter spesialis yang jauh sangat kurang di Indonesia dan Muhammadiyah berkontribusi untuk itu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditinggal Berlibur, Pencuri Bobol Sebuah Rumah, Uang dan Perhiasan Emas Senilai Rp478 Juta Hilang

News
| Senin, 16 September 2024, 15:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement