Advertisement

Tim Nalaria UAD Raih Medali Emas di Pimnas ke-37, Ciptakan Gameboard Mitigasi Bencana

Sunartono
Selasa, 22 Oktober 2024 - 13:17 WIB
Sunartono
Tim Nalaria UAD Raih Medali Emas di Pimnas ke-37, Ciptakan Gameboard Mitigasi Bencana Tim Nalaria dari Univerasitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih medali emas setelah meyakinkan dewan juri Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 tahun 2024 yang digelar di Universitas Airlangga pada 14 hingga 19 Oktober 2024 lalu. - Istimewa/UAD.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Tim Nalaria dari Univerasitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih medali emas setelah meyakinkan dewan juri Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 tahun 2024 yang digelar di Universitas Airlangga pada 14 hingga 19 Oktober 2024 lalu. Tim ini menciptkan sebuah permainan edukatif bernama gameboard nalaria untuk miitgasi bencana.

Tim ini terdiri atas Aida Calista Uparengga sebagai ketua, serta anggota Nanda Puspita Sari, Baiq Najwa Raissa Fitri, dan Qorni Syihab Al-Faritzi, dengan dosen pembimbing Oktomi Wijaya. Nalaria UAD berhasil mengalahkan sejumlah PTN langganan Pimnas. Alasannya sederhana, mainan yang diciptakan empat mahasiswa UAD ini sangat aplikatif dan sesuai dengan situasi dan kondisi geografis DIY yang rawan bencana. Tidak hanya sekedar fun game tetapi juga fungsional game yang mampu mendorong anak memiliki kesadaran dalam upaya mitigasi bencana sejak dini.

Advertisement

BACA JUGA : Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMY Lolos ke Pimnas 2021

"Nalaria ini merupakan kepanjangan dari Navigasi Belajar Siaga Bencana. Ini semacam gameboard permainan edukatif yang kami rancang untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana di kalangan anak-anak sekolah dasar," kata Ketua Tim Nalaria UAD Aida Calista Uparengga, Senin (21/10/2024).

Permainan terdiri dari papan permainan yang berisi peta wilayah DIY beserta titik rawan bencana yang sering terjadi, kemudian ada kartu pertanyaan bernama kartu bencana dan pengetahuan. Selain itu dilengkapi dengan kartu jawaban mengenai kesiapsiagaan bencana.

Gameboard ini dilengkapi dengan pion pemain untuk menandai posisi di papan permainan, dadu untuk menentukan langkah, kartu peluang yang berisi keuntungan maupun kerugian kepada pemain. "Serta buku panduan berisi aturan dan cara bermain. Jadi setiap pemain akan dibekali dengan token nyawa dan bintang. Kemenangan pemain ditentukan dari jumlah token bintang yang mereka dapatkan," ujarnya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Gatot Sugiharto sejak awal optimistis tim Nalaria UAD meraih emas. Karena inovasi yang diciptakan lewat gameboard tersebut sangat menarik. Di sisi lain game ini sangat aplikatif ketika diterapkan kepada anak-anak untuk belajar mitigasi bencana.

"Kami sangat mengapresiasi prestasi raihan medali emas ini, karena UAD dalam kategori ini bisa mengalahkan beberapa perguruan tinggi raja yang menjadi langganan Pimnas seperti Airlangga, Brawijaya, Gajah Mada," katanya.

Bandotan

Gatot menuturkan, tidak hanya Nalaria yang meraih prestasi Pimnas ke-37, tim Bandotan UAD juga menjadi tim dengan predikat juara favorit. Tim ini berhasil menggali potensi dan efektivitas tanaman Bandotan agar dapat dimanfaatkan bagi dunia kesehatan. Adapun hasil penelitian yang berhasil menarik perhatian itu bertajuk ekstrak Bandotan terhadap perubahan histologi organ ekskresi serta dalam menurunkan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT), Serum Pyruvic Transaminase (SGPT), Malondialdehid (MDA) dan ureum. "Sehingga mahasiswa kami meraih dua prestasi medali emas dan juara favorit," ujarnya.

BACA JUGA : Mahasiswa UGM Bikin Riset Ekstrak Daun Selasih untuk Bantu Penderita Hipertensi

Rektor UAD Muchlas menambahkan pada 2024 mengajukan 140 judul untuk mengikuti Pimnas, terdapat 40 judul yang lolos pendanaan. Dari 40 tim tersebut memang hanya dua yang lolos ke Pimnas dan hasilnya justru keduanya mampu meraih prestasi. "Jadi kami meraih hasilnya ini 100 persen, karena keduanya mendapatkan juara," ucapnya.

Mahasiswa yang mengikuti Pimnas diperbolehkan untuk melakukan pengembangan penelitiannya sebagai modal mengerjakan skripsi. "Dengan catatan tidak boleh sama, karena setiap penelitian itu kan masih dikembangkan lagi, nanti bsa digunakan skripsi dengan tinjauan berbeda," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lima Kepala Badan Khusus dan Enam Wakil Kepala Badan Dilantik Presiden RI Prabowo Subianto

News
| Selasa, 22 Oktober 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China

Wisata
| Kamis, 17 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement