Advertisement
Dosen Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Wisata Kelor

Advertisement
JOGJA—Tim Abdimas Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta mengadakan kegiatan di Dusun Kelor Bangunkerto Turi Sleman. Kegiatan abdimas meliputi Pembuatan materi PSB (photosynthetic bacteria), Pengendalian Biologi Hama dan Penyakit pada Tanaman, Pengemasan pupuk Kompos dan POC (Pupuk Organik Cair). Kegiatan pengabdian masyarakat ini digelar sejumlah dosen terdiri atas Heti Herastuti, Ari Wijayani, Endah Wahyurini dan Chimayatus.
Materi diberikan melalui teori dan langsung praktek di lapangan. Tim Abdimas Fakultas Pertanian mendampingi Kelompok tani di dusun Kelor Desa Wisata Kelor merupakan salah satu desa yang ada di kabupaten Sleman yang saat ini sedang dikembangkan menjadi desa wisata.
Advertisement
“Desa wisata Kelor ini menawarkan suasana pedesaan yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, dan peternak, sebagai petani dapat diajarkan cara membuat pupuk PSB. Bakteri fotosintesis atau photosynthetic bacteria (PSB) adalah bakteri autotrof yang bisa berfotosintesis dengan sendirinya,” kata Heti Herastuti.
PSB punya pigmen Bakteriofil A atau B yang bisa memproduksi pigmen warna merah, hijau, hingga ungu untuk menangkap energi matahari yang digunakan sebagai bahan bakar fotosintesis. Cara membuat PSB, Untuk 3 botol kemasan 1500ml. Bahan, air kolam ikan, botol air mineral, telur 2 butir, micin 2sdm, saos tiram 2-4 sdm. Semua bahan diaduk, kurang lebih 35 hari berwarna merah dapat diaplikasikan ke tanaman sebanyak 10-15 ml dalam sprayer 2 liter.
“Praktik pengemasan pupuk kompos dan POC juga telah diajarkan kepada peternak yang sudah membuat produk kompos dan pupuk cair sebelumnya. Pada Praktek perbanyakan APH Trichoderma, peserta melakukan pembuatan media perbanyakan yang berasal dari jagung cacah. Kemudian peserta juga dilatih bagaimana cara menginokulasi biang Trichoderma pada media perbanyakan jagung. Biang Trichoderma yang digunakan merupakan salah satu produk dari laboratorium proteksi tanaman. Trichoderma yang sudah dibuat didiamkan selama 2 minggu agar siap diaplikasikan oleh petani pada tanaman salak yang terserang penyakit,” ujar Ari Wijayani.
Pada sesi praktik pengendalian hama, anggota kelompok tani praktek tentang bagaimana membuat perangkap trapping untuk memerangkap hama lalat buah yang ada pada tanaman salak. Peserta praktek membuat perangkap trapping sederhana menggunakan botol air mineral bekas yang berukuran 600 ml dan 1.5L dibawah bimbingan dan arahan dari Tim proteksi tanaman.
“Botol air mineral bekas yang sudah dirakit diberi kapas yang telah ditetesi Metyl Eugenol. Selama penyuluhan dan praktik, anggota kelompok tani sangat antusias dan aktif berdiskusi dengan narasumber beserta tim. Kegiatan ini digelar Oktober 2023,” jelas Endah Wahyurini dan Chimayatus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Ndarboy Genk, NDX AKA, hingga GMLT Bakal Hibur Warga Bantul di Stadion Sultan Agung 4 Agustus 2025
- Mahfud MD Sebut Amnesti dan Abolisi Menunjukkan Kedua Kasus Kental Nuansa Politik
- DPRD Kulonprogo Dorong Pemkab Bangun Rumah Sakit Daerah di Wilayah Utara
- Siswa Kulonprogo yang Keracunan Setelah Menyantap MBG Masih Rawat Inap, Pemkab Tanggung Semua Biaya
- 14.792 Warga Sleman Dinonaktifkan Kepesertaannya dari PBI JKN
Advertisement
Advertisement