Advertisement

Museum Diorama dan Sangiran Ramah Difabel, Koleksi Bisa Disentuh hingga Ada Bioskop Bisik

Media Digital
Sabtu, 16 Desember 2023 - 19:47 WIB
Ujang Hasanudin
Museum Diorama dan Sangiran Ramah Difabel, Koleksi Bisa Disentuh hingga Ada Bioskop Bisik Talkshow Mewujudkan Muesum Inklusif dan Mudah Diakses. - Harian Jogja / Desi Suryanto

Advertisement

JAWA TENGAH—Museum menjadi salah satu ruang publik yang diharapkan bisa inklusif dan memenuhi hak para disabilitas. Salah satu seniman yang juga aktif menyuarakan persoalan disabilitas, Broto Wijayanto menyebut secara keseluruhan museum di Indonesia bisa dikatakan inklusif. Menurut Broto, inklusif dalam hal ini tak bicara soal difabel saja. Namun, juga aksesibilitas untuk kalangan anak-anak hingga lansia.

"Inklusivitas itu keberagaman, bisa mengakses banyak hal. Saya pikir sudah cukup meriah di Indonesia," ujar Broto saat memberi paparan pada program talk show di Museum Sangiran, Sabtu (16/12).

Advertisement

Menurut Broto, sejauh ini museum di Indonesia sudah terbilang inklusif. Dinilai dari beberapa fasilitas yang disediakan. Mulai dari penyediaan lift, kursi roda, ram atau jalur khusus difabel, hingga pertunjukkan museum tour melalui virtual. Meski sudah layak disebut inklusif, tapi pengelola museum didorong untuk terus melakukan penyempurnaan. Di sisi lain, Broto mengatakan inklusivitas tak hanya berbicara soal fasilitas saja.

"Tapi juga kesiapan orang yang melayani," imbuhnya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DIY Monica Nur Lastiyani menuturkan, belum lama ini pihaknya resmi membuka museum diorama. Dia mengaku museum ini cukup diganderungi oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Monica juga memastikan museum diorama telah dilengkapi dengan fasilitas untuk para difabel.

"Kami sudah mengakomodir fasilitas lift. Misalkan ada yang membutuhkan kursi roda atau alat bantu jalan, kami berikan," kata Monica.

BACA JUGA: Museum Sonobudoyo Pamerkan Koleksi Berkaitan dengan Budaya Maritim

BACA JUGA: Wisata Diorama Arsip Jogja: Harga Tiket dan Jam Buka

Selain itu, pihaknya telah menyediakan fasilitas bagi tuna netra. Salah satunya dengan menggelar bioskop bisik. Nantinya, masing-masing tuna netra akan didampingi oleh pendamping. Pendamping ini akan membisikkan alur cerita yang ada pada film. Namun, Monica mengakui fasilitas ini belum seutuhnya sempurna. Museum diorama belum dilengkapi dengan fasilitas bagi para tuna rungu.

"Kami tidak mungkin bekerja sendiri dan membutuhkan pihak lain untuk diajak bekerja sama," imbuhnya.

Sejauh ini, pihaknya juga telah menggandeng berbagai komunitas difabel. Lewat komunitas ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DIY turut mensosialisasikan fasilitas yang bisa diakses para difabel di museum diorama.

"Nanti getok tular, museum diorama punya fasilitas yang bisa dinikmati yang bisa dipakai untuk mereka," tuturnya.

Selain museum diorama, museum lainnya yang juga telah inklusif adalah Museum Sangiran. Koordinator Museum Pra Sejarah Lembaga Museum dan Cagar Budaya Iskandar M Siregar menuturkan ram dan kursi roda telah ada di Museum Sangiran. Ada juga fasilitas museum tour yang memanfaatkan teknologi. Bahkan, beberapa koleksi Museim Sangiran diperkenankan untuk disentuh. Ini memudahkan para tuna netra untuk mendapatkan pengalaman memegang fosil. Meski demikian, Iskandar menyadari fasilitas yang ada belumlah maksimal. Lantaran belum semua titik terdapat ram bagi difabel mengingat kontur yang cukup terjal.

"Namun, di tahun 2020 sudah ada kajian terkait jalur untuk difabel," katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tiga Ribu Lebih WNI Terjerat Online Scam Sejak 2021

News
| Minggu, 28 April 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement