Advertisement
Dosen UGM Kembangkan Alat Deteksi Malnutrisi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Susetyowati mengembangkan alat skrining gizi untuk mendeteksi malnutrisi pada pasien di rumah sakit.
Dosen pada bidang gizi kesehatan ini mengatakan malnutrisi masih menjadi salah satu isu yang dihadapi tenaga kesehatan di rumah sakit. Angka malnutrisi yang ada di rumah sakit masih tergolong tinggi terutama pada negara berkembang.
Advertisement
Malnutrisi diartikan sebagai kekurangan, kelebihan atau ketidakseimbangan zat gizi yang menghasilkan efek tidak baik pada komposisi tubuh, fungsi, dan outcome klinis. karena itu diperlukan skrining gizi untuk mendeteksi malnutrisi untuk mencegah penurunan kondisi gizi pasien selama perawatan di rumah sakit.
Susetyowati pun menemukan alat pendeteksi malnutrisi yang diberi nama "Simple Nutrition Screening Tool (SNST)". Alat tersebut disebut memiliki pola kerja sederhana yang bisa digunakan dalam waktu kurang dari lima menit.
"Alat skrining gizi ini sangat sederhana ini tanpa pengukuran antropometri yang menjadi hambatan selama ini dan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat yaitu tiga hingga lima menit," kata dia dalam pengukuhan dirinyas ebagai guru besar di Balai Senat UGM seperti dilansir dari laman resmi UGM, Rabu (8/5/2024).
Alat skrining gizi SNST, kata dia, menggunakan enam pertanyaan untuk menilai status gizi seseorang. Susetyowati menyebut alat skrining gizi SNST yang dikembangkan telah dibandingkan dengan skrining gizi yang lain yang sudah terbukti valid dan reliabel sehingga memiliki nilai yang sama dengan alat skrining lainnya.
Menurut dia, munculnya kasus malnutrisi di rumah sakit disebabkan kurangnya pengukuran dan pencatatan rutin tinggi serta berat badan, serta kurangnya keterampilan menilai status gizi dengan antropometri dan biokimia.
"Kekurangan ini membuat catatan pada rekam medik terkait monitoring asupan makan pasien berkurang sehingga asupan gizi sebagian besar tidak terdeteksi dan tidak dilakukan monitoring status gizi secara rutin," ujar dia.
Karena itu, kata dia, skrining gizi sangat perlu dilakukan pada semua pasien rawat inap bertujuan untuk memprediksi probabilitas membaik atau memburuknya dampak yang berkaitan dengan faktor gizi dan mengetahui pengaruh intervensi gizi.
"Kehilangan berat badan, indeks massa tubuh, dan kurangnya asupan makanan merupakan elemen utama dalam mendefinisikan malnutrisi," kata Susetyowati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Bawang Putih Jauh Melampaui HET, KPPU Jogja Turun Tangan
- Libatkan 13.579 Peserta, ASPD SD di Bantul Dibagi dalam Tiga Sesi karena Keterbatasan Komputer
- Ratusan Jemaah Ikuti Manaqib dan Pengajian Akbar JATMAN DIY
- Tekan Angka Kecelakaan, BPTD Kelas III DIY Gelar Edukasi Keselamatan Berkendara
- Pintu Pilkada 2024 PAN Gunungkidul Hanya Untuk Mahmud Ardi Widanto
Advertisement
Advertisement