Advertisement
Viral Sebuah Kampus Muhammadiyah Izinkan Mahasiswa Bayar Pakai Hasil Pertanian di Tengah Kenaikan UKT PTN
![Viral Sebuah Kampus Muhammadiyah Izinkan Mahasiswa Bayar Pakai Hasil Pertanian di Tengah Kenaikan UKT PTN](https://img.harianjogja.com/posts/2024/05/25/1175722/unimof.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah menetapkan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) untuk Perguruan Tinggi Negeri PTN) yang membuat sebagian besar masyarakat mengeluh. Meski demikian terdapat sebuah kampus perguruan tinggi milik Muhammadiyah yang mengizinkan mahasiswanya khususnya kurang mampu membayarnya dengan hasil pertanian.
BACA JUGA : Geger UKT Mahal, Begini Respons Prabowo Subianto
Advertisement
Sebagaimana diketahui Kemendikbud memberikan lampu hijau kenaikan UKT secara edan-edanan. Di kampus UNY misalnya jika UKT golongan III tahun 2023 hanya Rp2,3 juta namun pada 2024 naik menjadi Rp4 juta golongan VIII dari Rp7,3 juta menjadi Rp10,5 juta. Kenaikan itu dinilai memberatkan masyarakat dan banyak orangtua melakukan protes.
Di tengah kabar kenaikan UKT yang menggila, viral sebuah perguruan tinggi milik Muhammadiyah yang justru memiliki kebijakan pro rakyat dan sangat bertentangan dengan perguruan tinggi milik pemerintah. Kampus ini memang jauh dari pusat keramaian ibu kota, yaitu Universitas Muhammadiyah Maumere atau dikenal Unimof.
Pada Sabtu (25/5/2024) video kampus ini beberapa kali menempati tangga FYP Tiktok karena kebijakannya mengizinkan mahasiswa membayar SPP atau UKT menggunakan hasil pertanian atau hasil perikanan. Kebijakan ini diberikan kepada mahasiswa yang tidak memiliki uang cukup untuk membayar.
BACA JUGA : Prabowo dan Nadiem Makarim Punya Pandangan Beda soal UKT
Rektor Unimof Erwin Prasetyo mengatakan kebijakan mahasiswa boleh membayar deng hasil bumi diberlakukan berawal 2018 saat ada mahasiswa tidak mampu membayar namun memiliki hasil bumi yang cukup. Hampir setiap tahun selalu ada mahasiswa yang membayar SPP dengan hasil bumi dibawa ke kampus.
"Itu sejak sebelum Covid-19, ada kelapa, kakao, mete banyak hasil bumi cengkeh. Ini rata-rata kami kirim ke jawa mentahannya, kemiri bisa kirim bentuk pecahan, ke depan bisa UMKM usaha minyak kemiri," kata Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Mendagri: Indonesia Berpotensi Jadi Negara Dominan di Sektor Ekonomi
- Festival Jurnalisme Toleransi Keberagaman Respons Tiga Dosa Besar Pendidikan
- UMKM Masih Bingung Mengurus Sertifikat Halal? Cari Tahu Caranya di Workshop Ini
- Dua Kecelakaan Beruntun di Perlintasan Anjasmoro Semarang, PT KAI Lakukan Ini
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/22/1178793/pesawat.jpg)
Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit
Advertisement
Berita Populer
- Akhir Mei, Capaian Pendapatan di Kabupaten Sleman Tembus Rp500 Miliar, Berikut Rinciannya
- Terjerat Kasus Mafia Tanah, Status 3 Lurah di Sleman Dinon-aktifkan
- Mayat Perempuan yang Ditemukan dalam Posisi Terikat Ternyata Warga Pajangan Bantul, Polisi Lakukan Penyelidikan
- PPDB Jogja, Kasus Numpang KK Masih Ditemukan, Calon Siswa Gugur Tahap Verifikasi
- Polisi Tetapkan Dua Tersangka Buntut Pertikaian di LBC Jalan Bhayangkara Jogja
Advertisement
Advertisement