Advertisement

Viral Sebuah Kampus Muhammadiyah Izinkan Mahasiswa Bayar Pakai Hasil Pertanian di Tengah Kenaikan UKT PTN

Sunartono
Sabtu, 25 Mei 2024 - 17:17 WIB
Sunartono
Viral Sebuah Kampus Muhammadiyah Izinkan Mahasiswa Bayar Pakai Hasil Pertanian di Tengah Kenaikan UKT PTN Universitas Muhammadiyah Maumere. - Muhammadiyah.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah menetapkan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) untuk Perguruan Tinggi Negeri PTN) yang membuat sebagian besar masyarakat mengeluh. Meski demikian terdapat sebuah kampus perguruan tinggi milik Muhammadiyah yang mengizinkan mahasiswanya khususnya kurang mampu membayarnya dengan hasil pertanian.

BACA JUGA : Geger UKT Mahal, Begini Respons Prabowo Subianto

Advertisement

Sebagaimana diketahui Kemendikbud memberikan lampu hijau kenaikan UKT secara edan-edanan. Di kampus UNY misalnya jika UKT golongan III tahun 2023 hanya Rp2,3 juta namun pada 2024 naik menjadi Rp4 juta golongan VIII dari Rp7,3 juta menjadi Rp10,5 juta. Kenaikan itu dinilai memberatkan masyarakat dan banyak orangtua melakukan protes.

Di tengah kabar kenaikan UKT yang menggila, viral sebuah perguruan tinggi milik Muhammadiyah yang justru memiliki kebijakan pro rakyat dan sangat bertentangan dengan perguruan tinggi milik pemerintah. Kampus ini memang jauh dari pusat keramaian ibu kota, yaitu Universitas Muhammadiyah Maumere atau dikenal Unimof.

Pada Sabtu (25/5/2024) video kampus ini beberapa kali menempati tangga FYP Tiktok karena kebijakannya mengizinkan mahasiswa membayar SPP atau UKT menggunakan hasil pertanian atau hasil perikanan. Kebijakan ini diberikan kepada mahasiswa yang tidak memiliki uang cukup untuk membayar.

BACA JUGA : Prabowo dan Nadiem Makarim Punya Pandangan Beda soal UKT

Rektor Unimof Erwin Prasetyo mengatakan kebijakan mahasiswa boleh membayar deng hasil bumi diberlakukan berawal 2018 saat ada mahasiswa tidak mampu membayar namun memiliki hasil bumi yang cukup. Hampir setiap tahun selalu ada mahasiswa yang membayar SPP dengan hasil bumi dibawa ke kampus.

"Itu sejak sebelum Covid-19, ada kelapa, kakao, mete banyak hasil bumi cengkeh. Ini rata-rata kami kirim ke jawa mentahannya, kemiri bisa kirim bentuk pecahan, ke depan bisa UMKM usaha minyak kemiri," kata Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menag: Peningkatan Layanan Haji Tetap Sesuai Ketentuan Syariah

News
| Senin, 17 Juni 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Ada Wahana Baru di Wisata Gardu Pandang Merapi

Wisata
| Jum'at, 14 Juni 2024, 14:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement