Advertisement

Penerapan Kebijakan Penghapusan Jurusan di SMA, Disdikpora DIY Klaim Tanpa Kendala

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 24 Juli 2024 - 08:37 WIB
Sunartono
Penerapan Kebijakan Penghapusan Jurusan di SMA, Disdikpora DIY Klaim Tanpa Kendala Ilustrasi Sekolah - Ist/Riauonline

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY memastikan tidak ada kendala dalam penghapusan penjurusan di SMA DIY tahun 2024. 

Wakil Kepala Disdikpora DIY, Suhirman mengatakan penghapusan penjurusan SMA merupakan bagian dari penerapan kurikulum merdeka. Menurutnya, sebagian sekolah di DIY telah menerapkan kurikulum merdeka sejak dua tahun lalu. Sehingga sejak saat itu, penghapusan penjurusan sudah mulai diberlakukan. 

Advertisement

BACA JUGA : Seluruh SMA Negeri di DIY Terapkan Kurikulum Merdeka Tahun Ini, Tak Ada Lagi Pembagian Jurusan IPS, IPA dan Bahasa

"Sekarang hampir semua sekolah [di DIY] sudah menerapkan kurikulum merdeka," ujarnya, Senin (22/7/2024).

Dengan begitu, menurut dia hampir seluruh SMA di DIY menghapuskan peminatannya. Penerapan kurikulum merdeka mengharuskan siswa mengikuti seluruh mata pelajaran saat duduk di kelas 10. Kemudian, siswa dapat memilih mata pelajaran yang disenangi saat kelas 11.

"Dalam dua tahun ini [penerapan penghapusan penjurusan SMA] kelihatannya lancar-lancar saja, karena [mata pelajaran] sesuai kebutuhan siswa," ujarnya. 

Kepala Sekolah SMA N 1 Bantul, Ngadiya menyampaikan sekolahnya telah menerapkan kebijakan penghapusan penjurusan sejak dua tahun lalu. Saat kelas 10 siswa akan mengikuti seluruh mata pelajaran umum. Kemudian, ketika kelas 11 siswa akan diminta memilih beberapa mata pelajaran sesuai minat siswa.

Mata pelajaran pilihan tersebut sama dengan mata pelajaran yang dahulu digunakan sebagai mata pelajaran peminatan, antara lain biologi, fisika, dan geografis. "[Pilihan mata pelajaran] kelas 11 kemudian dilanjutkan kelas 12, siswa bisa memilih pelajaran [dulu peminatan] IPA, IPS atau campuran," ujarnya.

Sekolah mengorganisasi rombongan belajar setiap kelas yang memilih mata pelajaran tersebut. Dalam satu rombongan belajar menurutnya harus ada 36 siswa sehingga tidak ada rombongan belajar yang sepi peminat atau yang kelebihan peminat. 

Bagi mata pelajaran yang sepi atau kelebihan peminat, pihaknya akan berkomunikasi dengan orang tua murid agar menyesuaikan dengan mata pelajaran yang ada. 

"[Mata pelajaran] dengan pemilih sedikit akan kita gabung [siswanya] namun dengan sosialisasi lebih dahulu, karena satu kelas harus ada 36 orang," ucapnya.

BACA JUGA : Optimalkan Penerimaan Daerah Sektor PBB, Pemkot Jogja Beri Stimulus Wajib Pajak

Hal itu menurutnya lantaran guru, dan kelas yang ada terbatas. Sehingga meskipun siswa telah memilih mata pelajaran yang diminati, pihak sekolah akan menyesuaikan pemilihan tersebut dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang ada di sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Aktivis HAM Aysenur Tewas Ditembak Tentara Israel

News
| Sabtu, 07 September 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Resor Ski Indoor Terbesar di Dunia di Shanghai China, Berukuran 350 Ribu Meter Persegi

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 12:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement