Advertisement

GSM Kampanyekan Narasi Sejarah Bangsa ke Guru dan Pegiat Pendidikan, Ini Tujuannya

Sunartono
Selasa, 27 Agustus 2024 - 09:57 WIB
Sunartono
GSM Kampanyekan Narasi Sejarah Bangsa ke Guru dan Pegiat Pendidikan, Ini Tujuannya Penampilan seni dalam kampanye narasi sejarah bertajuk Menemukan Kembali Indonesia di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta Sabtu. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Komunitas pendidikan nirlaba, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) yang dimotori Dosen UGM Muhammad Nur Rizal menggulirkan kampanye narasi sejarah dan kemajemukan bangsa kepada guru dan peserta didik. Dengan cara itu, komunitas ini berharap dapat kembali menemukan Indonesia yang pernah jaya di masa lalu.

Nur Rizal menilai salah satu alasan untuk menggaungkan kembali narasi sejarah karena era terdahulu merupakan simbol kejayaan nusantara. Ia mengambil sejumlah contoht, mulai dari pembangunan Candi Borobudur dan Prambanan sebagai bukti bahwa Indonesia di masa lampu telah menguasai teknik dan teknologi arsitektur modern.

Advertisement

BACA JUGA : Anak Berkebutuhan Khusus DIY Wajib Dapat Pendidikan Layak

Selain itu ada Candi Muaro di Jambi pada era Sriwijaya berperan selayaknya Oxford bagi pembelajaran Agama Buddha oleh dunia di masa lampau dan bagaimana model pertanian subak atau terasering yang kerap digunakan Kerajaan Mataram Kuno. Saat ini dianggap sebagai sesuatu yang berkelanjutan dan mampu dijadikan pengendali iklim paling alamiah.

“Indonesia tidak hilang secara fisik. Teritorialnya juga tidak berkurang sedikit pun, tetapi yang hilang adalah reputasinya di kancah internasional. Kita tidak banyak dibicarakan, seakan tidak seperti negara yang besar di Asia, bahkan Asia Tenggara,” katanya sebagaimana dikutip Selasa (27/8/2024).

Ia menilai narasi sejarah dan kemajemukan bangsa tersebut harus dikampanyekan lagi kepada guru, pegiat pendidikan dan peserta didik dan sejumlah level pendidikan. Anak-anak perlu untuk berimajinasi ingin menjadi apa pun dengan diarahkan proses belajarnya
untuk mempunyai antusiasme perangai ilmiah. Dengan narasi, maka akan ditemukan kembali marwah Indonesia dari ruang-ruang kelas.

“Bangsa yang berpengetahuan dan berteknologi dari kearifan dan kebudayaan lokal yang harus digali, lalu, diimajinasikan bangsa itu mau ke mana dengan narasi," ujarnya.

Kegiatan kampanye narasi sejarah ini sebelumnya telah digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta Sabtu lalu bertajuk Menemukan Kembali Indonesia dengan dihadiri sedikitnya 800 guru dan aktivis pendidikan dan komunitas pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia.

BACA JUGA : Astra Honda Motor Terus Sinergikan Industri Dan Pendidikan

Beberapa komunitas GSM yang hadir antara lain dari Bali, Palembang, Sumatera Utara hingga alimantan Timur. Mereka hadir dengan murni menggunakan biaya sendiri. "Saya dari Kota Bontang berangkatnya malam, lalu, sampai di bandara subuh. Perjalanan ke Balikpapan dulu selama 6 jam, biaya sendirti," ungkap Zizah, seorang guru dari GSM Bontang.

Wiwik Budi Asih dari SDN Pondok Kacang Barat 03 Tangerang Selatan menambahkan berlatih bersama GSM, menjadi tahu esensi penyaluran energi dari seorang guru. Pelatihan biasanya hanya berisikan pembuatan soal, kisi-kisi, dan membenarkan indikator. "Lain hal dengan GSM, saya diberi tahu pentingnya menarasikan keunggulan Indonesia agar murid menjadi bangga terhadap bangsanya. Mengajar tidak sebatas memaksa mereka untuk menghafal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hasil Semifinal Sepak Bola Putra PON XXI: Jabar Melaju ke Final Usai Kalahkan Kalsel Lewat Drama Adu Penalti

News
| Senin, 16 September 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement